TipsMemancing Ikan Nila di Sungai. Cara menarik ikan nila adalah dengan menjatuhkan bom umpan. Bom ini berguna dalam mengumpulkan hewan air tersebut di 1 lokasi. Bom umpan dapat berupa bekatul atau beras ketan yang dicampur dengan terasi udang. Aroma dari adonan ini akan mengundang nila untuk berkumpul. Bom umpan dijatuhkan TawarkanKuliner Khas Ikan Panggang Sambal Batokok. Kampar | Rabu, 30 Juni 2021 - 11:54 WIB. (29/6/2021). Pengunjung bisa pilih dan tangkap sendiri ikan yang akan dibeli dan masak di tempat. (HENDRAWAN KARIMAN/RIAU POS) BAGIKAN. BACA JUGA. Setelahmikroorganisme tumbuh dengan sempurna, benih ikan nila bisa ditebar sesuai dengan kapasitas kolam. 5. Pemberian Pakan Untuk memaksimalkan proses pertumbuhan, pakan perlu dicampur dengan azolla atau vitamin ikan. 6. Perawatan Ikan Nila tergantung jenis ikan nila. Pakan yang berkualitas dan kondisi air yang bagus turut Ikanhias air tawar yang bisa dicampur adalah kumpulan dari beberapa ikan air tawar hias yang bila di gabungkan tidak bermusuhan. Loncat ke konten. Menu Mobile. Pencarian. Juli 29, 2022. Ikan Hias Air Tawar yang Bisa Dicampur. berbeda dengan ikan hias murni air tawar, ikan hias versi ini sudah berbeda jangkauan pembeli, bukan anak SD lagi IkanYang Bisa Dicampur Dengan Ikan Cupang Daftarhewan Com Tropical Fish Aquarium Freshwater Aquarium Fish Fresh Water Fish Tank . Ikan Hias Yang Bisa Di Campur Air Tawar Ikan Akuarium . bisa dicampur hias ikan « Newest. Newer Posts. Untukjenis dan ukuran pakan dapat anda sesuaikan dengan ikan nila tersebut. Jenis pakan yang biasa digunakan adalah pelet PF1000, FF999, 781-1 dan lain-lain. Tips dan Cara Pemberian Pakan yang Benar : 1. Berikan pakan sedikit-demi sedikit, perhatikan tingkah laku ikan saat makan. Jika porsi makan ikan meningkat dan habis dalam waktu yang lebih Selainitu, ikan nila juga bisa bertelur lebih dari 1.500 ekor, atau 5 kali lebih banyak dari ikan biasanya. Setelah itu, ikan nila yang sudah diblender dicampur dengan adonan brownies pada umumnya. Setelah mencampurkan daging ikan nila dengan adonan brownies, jangan lupa untuk meenambahkan remahan kacang agar brownies renyah. Pujisyukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh pemberian ekstrak rumput laut merah ( Gracilaria verrucosa) tehadap kadar hematokrit, total leukosit, dan diferensial leukosit pada ikan lele dumbo (Clarias gariepinus)”. Skripsi fw2G9. Apakah Ikan Lele Bisa Dicampur Dengan Ikan Nila – Apakah Ikan Lele Bisa Dicampur Dengan Ikan Nila? Pertanyaan ini sering dipertanyakan oleh para pecinta ikan yang ingin memiliki ikan yang beragam di akuarium mereka. Sebenarnya, ikan lele dan ikan nila dapat dicampur, asalkan tingkat pH airnya stabil dan kondisi habitatnya sesuai. Ikan lele dan ikan nila adalah dua jenis ikan air tawar yang cukup populer. Keduanya bisa menjadi hewan kesayangan bagi para pecinta ikan. Ikan lele merupakan ikan omnivora yang sangat lincah. Ikan ini biasanya hidup di air dangkal dan berukuran sedang. Ikan lele termasuk ikan yang cukup mudah diurus. Ikan lele menyukai makanan yang beragam, termasuk makanan organik dan makanan kering. Ikan lele juga dapat hidup dengan baik dalam berbagai kondisi air, mulai dari air yang asin hingga air yang masam. Sedangkan ikan nila merupakan ikan yang berukuran lebih kecil dan lebih lembut. Ikan ini sangat sensitif terhadap lingkungan dan hanya bisa hidup di air yang bersih. Ikan nila merupakan ikan yang sangat aktif dan menyukai makanan beragam, seperti buah, sayuran, dan makanan kering. Ikan nila juga harus hidup dalam air dengan tingkat pH yang stabil. Ketika mencampur ikan lele dan ikan nila, penting untuk mempertimbangkan kondisi habitat mereka. Ikan lele dan ikan nila harus hidup dalam air yang bersih, dengan tingkat pH yang stabil. Selain itu, ikan lele dan ikan nila harus diberi makanan yang sesuai dengan jenisnya masing-masing. Jika semua kondisi ini dipenuhi, ikan lele dan ikan nila dapat hidup berdampingan dengan baik satu sama lain. Bagaimanapun juga, sebelum memutuskan untuk mencampur ikan lele dan ikan nila, penting untuk mengetahui lebih banyak tentang keduanya. Jika Anda belum tahu tentang kondisi habitat, tingkat pH, dan kebutuhan makanan yang tepat, sebaiknya Anda berkonsultasi dengan ahli ikan untuk memastikan bahwa ikan lele dan ikan nila akan dapat hidup berdampingan dengan baik. Dengan demikian, Anda bisa memiliki berbagai jenis ikan yang beragam di akuarium Anda. Daftar Isi 1 Penjelasan Lengkap Apakah Ikan Lele Bisa Dicampur Dengan Ikan – Apakah ikan lele dan ikan nila dapat dicampur? – Apa saja yang harus dipertimbangkan ketika mencampur ikan lele dan ikan nila? – Bagaimana karakteristik ikan lele dan ikan nila? – Bagaimana kondisi air yang tepat untuk memelihara ikan lele dan ikan nila? – Apa saja yang harus dilakukan sebelum mencampur ikan lele dan ikan nila? – Apa yang harus dilakukan jika ikan lele dan ikan nila tidak dapat hidup berdampingan? Penjelasan Lengkap Apakah Ikan Lele Bisa Dicampur Dengan Ikan Nila – Apakah ikan lele dan ikan nila dapat dicampur? Ikan lele dan ikan nila adalah dua jenis ikan yang populer di dunia. Keduanya memiliki banyak manfaat bagi tubuh manusia dan mereka juga dapat dimasak dengan berbagai cara untuk menambah rasa. Namun, banyak orang bertanya-tanya apakah ikan lele dan ikan nila dapat dicampur. Untuk menjawab pertanyaan ini, perlu diketahui bahwa ikan lele dan ikan nila berbeda dalam hal tekstur dan rasa. Ikan lele memiliki tekstur yang kenyal dan sedikit berminyak, sedangkan ikan nila lebih lunak dan agak gurih. Jika dicampur, tekstur makanan akan berubah dan itu mungkin tidak sesuai dengan selera orang yang memakannya. Selain tekstur, tampaknya ikan lele dan ikan nila memiliki jenis asam lemak yang berbeda. Ikan lele lebih tinggi dalam jenis asam lemak omega-3, sementara ikan nila lebih tinggi dalam asam lemak omega-6. Keseimbangan antara kedua jenis asam lemak penting untuk kesehatan, jadi ketika dicampur, ikan lele dan ikan nila dapat mengakibatkan keseimbangan asam lemak yang tidak tepat. Ketika dicampur, kedua ikan dapat saling menghilangkan rasa dan aroma yang terkandung di dalamnya. Ikan lele memiliki rasa asam yang kuat dan aroma yang menyenangkan, sedangkan ikan nila memiliki aroma khas yang disukai banyak orang. Jika dicampur, aroma ini akan hilang dan mungkin membuat makanan tidak lezat. Dalam kesimpulannya, ikan lele dan ikan nila mungkin dapat dicampur, tetapi ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan. Pertama, tekstur makanan akan berubah dan mungkin tidak sesuai dengan selera orang yang memakannya. Kedua, keseimbangan asam lemak yang tepat dapat terganggu. Dan ketiga, rasa dan aroma yang terkandung di dalam ikan mungkin hilang. Oleh karena itu, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan sebelum memutuskan untuk mencampurkan ikan lele dan ikan nila. – Apa saja yang harus dipertimbangkan ketika mencampur ikan lele dan ikan nila? Ketika mencampur ikan lele dan ikan nila, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan. Pertama, ukuran. Meskipun kedua jenis ikan ini tergolong ikan kecil, mereka memiliki ukuran yang berbeda. Ikan lele biasanya lebih besar daripada ikan nila, jadi perlu diingat untuk memilih ikan lele yang lebih kecil dan tidak jauh berbeda ukurannya dengan ikan nila. Selain itu, juga penting untuk memastikan bahwa ikan lele yang dipilih lebih tua daripada ikan nila. Hal ini penting karena ikan lele yang lebih tua lebih cenderung tahan terhadap stress daripada ikan nila yang lebih muda. Kedua, kondisi lingkungan. Kondisi lingkungan yang cocok untuk ikan lele dan ikan nila harus sama, jadi perlu untuk memastikan bahwa air, suhu, dan parameter kimia yang ada di akuarium sesuai untuk kedua jenis ikan. Kedua ikan ini cenderung menyukai air dengan suhu antara 22-26 derajat celcius, ph 6,5-7,5, dan kadar oksigen yang cukup. Jika parameter kimia air berbeda dari yang ditentukan, maka akan menyebabkan stres dan bahkan kematian pada ikan. Ketiga, makanan. Ikan lele dan ikan nila memiliki kebutuhan nutrisi yang berbeda, jadi perlu diperhatikan jenis makanan yang diberikan. Ikan lele dan ikan nila dapat diberi makanan yang sama, seperti makanan buatan, serangga air, daging, dan plankton. Namun, ikan lele mungkin juga membutuhkan makanan yang lebih berprotein, seperti daging ikan atau ulat. Keempat, kebiasaan. Ikan lele dan ikan nila juga memiliki kebiasaan yang berbeda. Ikan lele lebih suka tinggal di bagian bawah akuarium, sementara ikan nila lebih suka menghabiskan waktu di bagian atas. Selain itu, ikan lele juga lebih aktif daripada ikan nila. Jadi, ikan lele mungkin mengganggu ikan nila ketika mereka bergerak dengan cepat di sekitar akuarium. Semua faktor ini harus dipertimbangkan ketika mencampur ikan lele dan ikan nila. Dengan memastikan bahwa ukuran, kondisi lingkungan, makanan, dan kebiasaan ikan sesuai, Anda dapat menjaga kehidupan ikan lele dan ikan nila dengan aman dan sehat di akuarium. Dengan demikian, Anda akan dapat menikmati keindahan kedua jenis ikan di akuarium Anda. – Bagaimana karakteristik ikan lele dan ikan nila? Ikan lele dan ikan nila adalah jenis ikan yang sering ditemukan di berbagai jenis danau, sungai, dan tambak. Kedua jenis ikan ini memiliki karakteristik yang unik dan berbeda satu sama lain. Ikan lele memiliki tubuh yang panjang dan tebal dengan kulit yang bersisik. Warna tubuh ikan lele bervariasi, beberapa yang paling umum antara lain abu-abu, perak, coklat, dan biru. Habitus ikan lele adalah herbivor, yaitu ikan yang memakan tumbuhan dan rumput air. Selain itu, ikan lele juga cenderung aktif di malam hari. Sedangkan ikan nila memiliki tubuh yang lebih ramping dan kulit yang halus. Warna ikan nila biasanya berwarna abu-abu, hijau, atau biru. Ikan nila adalah jenis ikan omnivor, yaitu ikan yang memakan tumbuhan dan daging. Ikan nila cenderung lebih aktif di siang hari. Karena karakteristik ikan lele dan ikan nila berbeda, maka mereka tidak bisa disatukan dalam satu akuarium. Akan tetapi, kedua jenis ikan ini bisa saling bertemu di alam liar. Ikan lele akan mencari makanan di malam hari sehingga mereka bisa bertemu dengan ikan nila yang cenderung aktif di siang hari. Jika Anda ingin mencampur ikan lele dengan ikan nila di akuarium, perlu diingat bahwa ikan lele memiliki kebiasaan makan yang berbeda dari ikan nila. Oleh karena itu, Anda harus memastikan bahwa ikan lele mendapatkan makanan yang sesuai dengan habitatnya. Hal ini penting agar ikan lele tidak kelaparan di dalam akuarium. Selain itu, Anda juga harus memastikan bahwa kondisi akuarium yang Anda miliki cocok untuk kedua jenis ikan. Kondisi akuarium yang ideal untuk ikan lele dan ikan nila adalah dengan suhu air antara 25-27 derajat Celcius, tingkat keasaman pH antara 6,8-7,2, dan kadar oksigen yang cukup. Dengan mempertimbangkan karakteristik dan kebutuhan ikan lele dan ikan nila, Anda dapat memutuskan apakah ikan lele dan ikan nila cocok untuk dicampur dalam akuarium. Dengan begitu, Anda dapat menikmati keindahan ikan lele dan ikan nila yang berbeda-beda di akuarium Anda. – Bagaimana kondisi air yang tepat untuk memelihara ikan lele dan ikan nila? Ikan lele dan ikan nila adalah ikan yang banyak ditemukan di berbagai tempat. Ikan lele dan ikan nila memiliki kemiripan yang cukup besar dalam hal berbagai ciri seperti ukuran, warna, dan perilaku. Namun, ikan lele dan ikan nila dapat ditemukan di habitat yang berbeda. Ikan lele dapat ditemukan di daerah yang memiliki air tawar, sedangkan ikan nila adalah ikan air tawar yang dapat ditemukan di daerah yang memiliki air asin. Meskipun begitu, ikan lele dan ikan nila dapat dicampur dan dipelihara bersama-sama. Namun, untuk memastikan keberhasilan dalam hal ini, kondisi air yang tepat harus dipenuhi. Ikan lele dan ikan nila memerlukan kondisi air yang berbeda, sehingga kondisi air yang tepat harus dipenuhi untuk memelihara ikan lele dan ikan nila. Kondisi air yang tepat untuk memelihara ikan lele adalah air yang dingin, bersih, dan beralkali dengan pH antara 6,5-7,5. Idealnya, suhu air untuk ikan lele adalah antara 18-22 derajat Celcius. Ikan lele juga memerlukan oksigen dalam air, sehingga aliran air yang cukup harus dipenuhi. Kondisi air yang tepat untuk memelihara ikan nila adalah air dengan suhu antara 28-30 derajat Celcius dan pH antara 6,5-7,5. Ikan nila juga memerlukan kadar amonia rendah dan aliran air yang cukup. Karena kondisi air yang dibutuhkan oleh ikan lele dan ikan nila berbeda, pemeliharaan ikan lele dan ikan nila harus dilakukan dengan hati-hati. Jika kondisi air yang tepat dipenuhi, ikan lele dan ikan nila dapat dipelihara bersama-sama dengan baik. Namun, jika kondisi air yang tepat tidak dipenuhi, ikan lele dan ikan nila akan mengalami stres dan stress ini dapat menyebabkan kematian ikan. Untuk memastikan keberhasilan, sebaiknya sebelum memelihara ikan lele dan ikan nila, kondisi air dikontrol dan disesuaikan dengan kondisi yang diperlukan oleh masing-masing ikan. Jadi, dengan mengevaluasi dan memenuhi kondisi air yang tepat untuk memelihara ikan lele dan ikan nila, ikan lele dan ikan nila dapat dipelihara bersama-sama dengan baik dan aman. Dengan menyediakan kondisi air yang tepat, ikan lele dan ikan nila dapat hidup dengan baik dan sehat. – Apa saja yang harus dilakukan sebelum mencampur ikan lele dan ikan nila? Apakah Ikan Lele Bisa Dicampur Dengan Ikan Nila? Ikan lele dan ikan nila adalah ikan air tawar yang sering ditemukan di sungai, danau, dan kolam. Ikan lele dan ikan nila memiliki karakteristik yang berbeda, namun masih bisa saling bersaing ketika dipelihara dalam kolam yang sama. Banyak pemelihara ikan mencoba untuk mencampurkan ikan lele dan ikan nila dalam kolam yang sama, namun ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum melakukannya. Berikut adalah apa saja yang harus dilakukan sebelum mencampurkan ikan lele dan ikan nila dalam kolam yang sama. Pertama, pastikan bahwa kondisi kolam yang akan dicampurkan ikan lele dan ikan nila adalah ideal. Kolam harus memiliki kandungan oksigen yang cukup dan pH yang stabil agar ikan lele dan ikan nila dapat hidup dengan baik. Kolam juga harus memiliki mereka sendiri dari jenis ikan lain untuk memastikan bahwa ikan lele dan ikan nila tidak terlalu banyak bersaing untuk makanan. Kedua, pastikan bahwa ukuran kolam yang akan dicampurkan ikan lele dan ikan nila cukup besar untuk menampung sejumlah besar ikan. Ikan lele dan ikan nila membutuhkan ruang untuk bergerak dan bereproduksi, jadi pastikan bahwa kolam yang akan dicampurkan ikan lele dan ikan nila cukup besar untuk menampung kedua jenis ikan. Ketiga, pastikan bahwa ikan lele dan ikan nila yang akan dicampurkan berasal dari sumber yang sama dan dalam kondisi sehat. Ikan lele dan ikan nila yang berasal dari sumber yang berbeda dapat menyebabkan perselisihan karena mereka mungkin berbeda dalam ukuran atau jenis makanan yang mereka sukai. Keempat, pastikan bahwa ikan lele dan ikan nila yang akan dicampurkan dalam kolam memiliki umur yang sama. Ikan lele dan ikan nila yang berbeda-beda umur dapat menyebabkan masalah ketika bereproduksi, sehingga penting untuk memastikan bahwa ikan lele dan ikan nila yang akan dicampurkan berasal dari sumber yang sama dan memiliki umur yang sama. Kelima, pastikan bahwa ikan lele dan ikan nila yang akan dicampurkan dalam kolam berasal dari jenis yang sama. Ikan lele dan ikan nila yang berbeda jenis dapat saling bertarung, sehingga penting untuk memastikan bahwa ikan lele dan ikan nila yang akan dicampurkan berasal dari jenis yang sama. Demikianlah apa saja yang harus dilakukan sebelum mencampurkan ikan lele dan ikan nila dalam kolam yang sama. Dengan melakukan hal-hal tersebut, maka Anda dapat memastikan bahwa kedua jenis ikan akan hidup dan berkembang biak dengan baik dalam kolam yang sama. – Apa yang harus dilakukan jika ikan lele dan ikan nila tidak dapat hidup berdampingan? Ikan lele dan ikan nila adalah jenis ikan air tawar yang kerap dimasukkan ke dalam akuarium. Meskipun keduanya berasal dari habitat yang berbeda, ikan lele dan ikan nila bisa dicampur bersama-sama di dalam akuarium. Namun, sebelum mencampur kedua jenis ikan tersebut, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pertama, ikan lele dan ikan nila harus berbeda ukuran. Ikan lele yang lebih tua dan lebih besar harus diletakkan di dalam akuarium sebelum ikan nila yang lebih muda dan lebih kecil. Hal ini dilakukan agar ikan nila tidak merasa terancam akibat ikan lele yang lebih besar. Kedua, ikan lele dan ikan nila juga harus diberikan makanan yang berbeda. Ikan lele membutuhkan makanan berprotein tinggi, sementara ikan nila membutuhkan makanan yang lebih rendah protein. Makanan yang berbeda ini memastikan bahwa ikan lele dan ikan nila tidak saling bersaing untuk makan. Ketiga, Anda juga harus memastikan bahwa akuarium memiliki habitat yang berbeda untuk ikan lele dan ikan nila. Ikan lele lebih suka bersembunyi di antara tanaman air. Sementara itu, ikan nila lebih suka bergerombol di dekat permukaan air. Dengan memastikan bahwa habitat ini berbeda satu sama lain, ikan lele dan ikan nila akan merasa aman di akuarium. Jika ikan lele dan ikan nila tidak dapat hidup berdampingan, maka ada beberapa hal yang harus dilakukan. Pertama, Anda harus mengurangi jumlah ikan yang ada di dalam akuarium. Hal ini akan memastikan bahwa ikan yang tersisa memiliki ruang yang cukup untuk bergerak dan bertahan hidup. Kedua, Anda juga harus memastikan bahwa habitat ikan lele dan ikan nila berbeda. Ini dapat dilakukan dengan menanam tanaman air di akuarium untuk menyediakan tempat bersembunyi bagi ikan lele. Sedangkan ikan nila dapat ditempatkan di permukaan air, sehingga mereka akan merasa aman. Ketiga, Anda juga harus memastikan bahwa ikan lele dan ikan nila diberikan makanan yang berbeda. Ikan lele membutuhkan makanan yang lebih tinggi protein, sedangkan ikan nila membutuhkan makanan yang lebih rendah protein. Dengan demikian, masing-masing ikan akan mendapatkan makanan yang tepat tanpa harus bersaing dengan ikan lain. Kelima, Anda juga harus memastikan bahwa ikan lele dan ikan nila berbeda ukuran. Ikan lele yang lebih tua dan lebih besar harus diletakkan di dalam akuarium sebelum ikan nila yang lebih muda dan lebih kecil. Hal ini diperlukan agar ikan nila tidak merasa terancam akibat ikan lele yang lebih besar. Dengan memperhatikan poin-poin di atas, Anda dapat memastikan bahwa ikan lele dan ikan nila dapat hidup berdampingan dengan aman dan nyaman. Namun, jika ikan lele dan ikan nila tidak dapat hidup berdampingan, maka Anda harus mengurangi jumlah ikan yang ada di dalam akuarium, memastikan bahwa habitat ikan lele dan ikan nila berbeda, dan memastikan bahwa ikan lele dan ikan nila diberikan makanan yang berbeda. BANGLI, BALI EXPRESS -Kerap dianggap hama dan sulit diolah, ikan Red Devil justru membawa berkah bagi Ni Putu Eka Supraptiningsih, warga Banjar Dadia Puri, Desa Bunutin, Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli. Ia mengolah ikan tersebut menjadi kudapan. Populasi ikan Red Devil terus bertambah di Danau Batur, Kecamatan Kintamani. Selama ini, ikan tersebut dianggap sebagai hama. Ikan ini dikenal sebagai predator ganas terhadap jenis ikan lain. Sulit dikendalikan. Tak berlebihan jika si iblis merah ini menjadi musuh’ para pembudidaya ikan dengan sistem Keramba Jaring Apung KJA di Danau Batur. Ikan dengan motif indah ini juga tidak laku dijual di pasaran. Soal rasa, memang disebut-sebut mirip dengan nila, namun sulit diolah. Sebab, dagingnya sedikit, tulangnya banyak, jadi ribet. Sehingga membuat orang-orang malas mengolahnya. Terlepas dari kekurangan tersebut, Eka Supraptiningsih bisa menemukan kelebihannya hingga ikan itu bernilai jual tinggi. Sejak Januari 2023, perempuan berusia 43 tahun ini mulai memasarkan Red Devil Crispy dalam bentuk Kini juga mulai mencoba membuat keripik dengan bahan ikan Red Devil dicampur tepung. Sebelum mantap mengolah ikan predator itu, Eka Supraptiningsih memang pelaku UMKM yang bergerak dalam bidang pengolahan ikan. Itu dilakoni sejak 2013 lalu. Ikan nila, mujair, lele dan ayam diolah menjadi abon. Ia juga mengolah jamur menjadi jamur crispy. “Mulai 2023 ditambah mengolah ikan red devil,” kata Eka Supraptiningsih ditemui di rumahnya yang sekaligus tempat membuat olahan ikan, Jumat 9/6. Sebelum diolah menjadi Red Devil Crispy, ibu dengan tiga anak ini sempat membuat sate ikan red devil. Bisa, cuma sama dengan sate pada umumnya. Tidak tahan lama. Harus segera dijual. Pernah pula dicoba dijadikan abon, tapi rugi karena ikan itu kebanyakan tulang. “Akhirnya saya buat jadi Red Devil Crispy, lebih tahan lama. Satu bulan pun masih bagus,” tegasnya. Ia biasa membeli ikan Red Devil di Pasar Kidul, Bangli. Eka Supraptiningsih sudah punya langganan yang menangkap langsung Red Devil di Danau Batur. Harganya jauh lebih murah dibandingkan nila. Satu kilogram Rp 10 ribu. “Kalau nila bisa Rp 20-25 ribu per kilogram,” sebutnya. Cara mengolah ikan Red Devil juga diakuinya cukup sederhana. Hanya digoreng sebanyak dua kali. Bumbunya menggunakan basa genep bumbu Bali. Kemudian dikemas dengan baik agar tetap renyah. Red Devil Crispy kemasan Rp 40 gram dijual dengan harga Rp 5 ribu. Untuk sementara, baru dijual ke sejumlah warung di sekitar desa setempat, termasuk ke wilayah Desa Sidan, Gianyar, yang berbatasan dengan Bunutin. Dalam sebulan laku sekitar 300-400 Ke depan, perempuan yang juga pedagang bakso ini akan berusaha memperluas pemasaran. Tidak hanya di Bali, tapi keluar Pulau Dewata. “Pemasaran lewat medsos, sekarang baru manfaatkan Facebook, nanti akan memanfaatkan yang lain,” jelas perempuan yang juga nasabah Bank Rakyat Indonesia BRI ini. Dalam hal transaksi, Eka Supraptiningsih menyediakan kode QRIS. Jadi tidak harus bayar tunai. Tak hanya di rumah sekaligus tempat produksi olahan ikan, transaksi nontunai itu juga tersedia di warung baksonya. Katanya lebih simple. Seiring perkembangan teknologi digital, sudah banyak yang memanfaatkan itu. Regional CEO BRI Denpasar Recky Plangiten mengatakan, BRI terus mendorong nasabah bertransformasi ke pengelolaan bisnis secara digital. Hal itu penting  untuk meningkatkan kapasitas dan kelanjutan bisnis nasabah. “BRI berupaya mendigitalisasi nasabah UMKM dengan melakukan pendampingan, pelatihan, membuat program dan produk untuk akselerasi digitalisasi UMKM,” katanya. Made Mertawan BANGLI, BALI EXPRESS -Kerap dianggap hama dan sulit diolah, ikan Red Devil justru membawa berkah bagi Ni Putu Eka Supraptiningsih, warga Banjar Dadia Puri, Desa Bunutin, Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli. Ia mengolah ikan tersebut menjadi kudapan. Populasi ikan Red Devil terus bertambah di Danau Batur, Kecamatan Kintamani. Selama ini, ikan tersebut dianggap sebagai hama. Ikan ini dikenal sebagai predator ganas terhadap jenis ikan lain. Sulit dikendalikan. Tak berlebihan jika si iblis merah ini menjadi musuh’ para pembudidaya ikan dengan sistem Keramba Jaring Apung KJA di Danau Batur. Ikan dengan motif indah ini juga tidak laku dijual di pasaran. Soal rasa, memang disebut-sebut mirip dengan nila, namun sulit diolah. Sebab, dagingnya sedikit, tulangnya banyak, jadi ribet. Sehingga membuat orang-orang malas mengolahnya. Terlepas dari kekurangan tersebut, Eka Supraptiningsih bisa menemukan kelebihannya hingga ikan itu bernilai jual tinggi. Sejak Januari 2023, perempuan berusia 43 tahun ini mulai memasarkan Red Devil Crispy dalam bentuk Kini juga mulai mencoba membuat keripik dengan bahan ikan Red Devil dicampur tepung. Sebelum mantap mengolah ikan predator itu, Eka Supraptiningsih memang pelaku UMKM yang bergerak dalam bidang pengolahan ikan. Itu dilakoni sejak 2013 lalu. Ikan nila, mujair, lele dan ayam diolah menjadi abon. Ia juga mengolah jamur menjadi jamur crispy. “Mulai 2023 ditambah mengolah ikan red devil,” kata Eka Supraptiningsih ditemui di rumahnya yang sekaligus tempat membuat olahan ikan, Jumat 9/6. Sebelum diolah menjadi Red Devil Crispy, ibu dengan tiga anak ini sempat membuat sate ikan red devil. Bisa, cuma sama dengan sate pada umumnya. Tidak tahan lama. Harus segera dijual. Pernah pula dicoba dijadikan abon, tapi rugi karena ikan itu kebanyakan tulang. “Akhirnya saya buat jadi Red Devil Crispy, lebih tahan lama. Satu bulan pun masih bagus,” tegasnya. Ia biasa membeli ikan Red Devil di Pasar Kidul, Bangli. Eka Supraptiningsih sudah punya langganan yang menangkap langsung Red Devil di Danau Batur. Harganya jauh lebih murah dibandingkan nila. Satu kilogram Rp 10 ribu. “Kalau nila bisa Rp 20-25 ribu per kilogram,” sebutnya. Cara mengolah ikan Red Devil juga diakuinya cukup sederhana. Hanya digoreng sebanyak dua kali. Bumbunya menggunakan basa genep bumbu Bali. Kemudian dikemas dengan baik agar tetap renyah. Red Devil Crispy kemasan Rp 40 gram dijual dengan harga Rp 5 ribu. Untuk sementara, baru dijual ke sejumlah warung di sekitar desa setempat, termasuk ke wilayah Desa Sidan, Gianyar, yang berbatasan dengan Bunutin. Dalam sebulan laku sekitar 300-400 Ke depan, perempuan yang juga pedagang bakso ini akan berusaha memperluas pemasaran. Tidak hanya di Bali, tapi keluar Pulau Dewata. “Pemasaran lewat medsos, sekarang baru manfaatkan Facebook, nanti akan memanfaatkan yang lain,” jelas perempuan yang juga nasabah Bank Rakyat Indonesia BRI ini. Dalam hal transaksi, Eka Supraptiningsih menyediakan kode QRIS. Jadi tidak harus bayar tunai. Tak hanya di rumah sekaligus tempat produksi olahan ikan, transaksi nontunai itu juga tersedia di warung baksonya. Katanya lebih simple. Seiring perkembangan teknologi digital, sudah banyak yang memanfaatkan itu. Regional CEO BRI Denpasar Recky Plangiten mengatakan, BRI terus mendorong nasabah bertransformasi ke pengelolaan bisnis secara digital. Hal itu penting  untuk meningkatkan kapasitas dan kelanjutan bisnis nasabah. “BRI berupaya mendigitalisasi nasabah UMKM dengan melakukan pendampingan, pelatihan, membuat program dan produk untuk akselerasi digitalisasi UMKM,” katanya. Made Mertawan Untuk mengurangi pemberian pakan pelet, maka bisa membuat pakan ikan nila alami yang diolah menjadi makanan bernutrisi tinggi. Caranya cukup mudah hanya perlu menyiapkan bahan baku yang bisa dicari dengan biaya yang murah. Saat ini banyak pemilik budidaya ikan mulai membuat pakan alami ikan nila, hal ini karena dianggap bisa menghemat biaya pengeluaran untuk pakan ikan tanpa mengurangi nilai nutrisinya, malah bagus untuk pertumbuhan ikan agar cepat besar. Pakan ikan buatan dari bahan baku alami bisa memperbesar peluang menghasilkan panen melimpah. Meskipun pakan yang dibeli dari pasar lebih praktis, namun harganya relatif mahal sehingga kurang efektif bagi pembudidaya ikan nila. Lihat Makanan Ikan Patin Aquarium Maka dari itu, tidak ada salahnya membuat makanan ikan nila alami yang bisa dicoba untuk makanan ikan pengganti pelet. Untuk membuat pakan alami ikan nila sebenarnya cukup mudah, mari simak cara pembuatannya dibawah ini! Cara Mudah Membuat Pakan Ikan Nila Alami Terbaik Bahan Baku Pakan Ikan Nila Alami Untuk membuat pakan buatan ikan nila dari bahan baku alami bisa didapatkan dari alam atau sisa pertanian dan peternakan. Terpenting bahan yang digunakan tidak mengandung zat berbahaya. Adapun bahan-bahannya sebagai berikut Bahan baku utama pakan alami ikan nila berasal dari sisa pertanian seperti dedak, ampas kelapa, ampas tahu dan sebagainya yang mudah didapatkanBahan bersifat perekat sebagai campuran bahan utama, adalah bahan ini berupa tepung ikan, tetes tebu atau molases dan lain sebagainyaBahan pelengkap untuk meningkatkan kandungan nutrisi pakan ikan dan merangsang nafsu makan ikan, seperti vitamin, suplemen, dan sebagainyaUntuk proses pembuatan pakan ikan nila bisa menggunakan teknik manual, jika tidak memiliki alat atau mesin pembuat pakan. Terpenting bahan-bahan yang dibutuhkan memiliki nutrisi yang cukup dibutuhkan oleh ikan nila. Lihat Aturan Pemberian Pakan Ikan Nila Yang Benar Jika ingin membuat pakan alami untuk ikan nila, maka bisa smak cara pembuatannya dibawah ini! Hal penting dalam membuat pakan ikan adalah bahan baku harus mengandung protein dan lemak yang tinggi agar ikan cepat besar. Makanan Ikan Nila Alami Yang Bagus photo Pixabay Pada kesempatan kali ini akan membuat pakan ikan nila alami dari bahan dasar dedak, kemudian dicampur dengan tepung ikan, molases dan vitamin ikan. Berikut ini proses pembuatan pakan alami ikan nila selengkapnya Campurkan bahan dedak dengan tepung ikan sesuai kebutuhan, kemudian beri air dan diaduk merata hingga bahan menjadi mirip lemSetelah itu, tambahkan tetes tebu atau molase agar aroma campuran dedak bisa merangsang nafsu makan ikan, aduk bahan hingga merataKemudian masukkan bahan tambahan dengan kandungan nutrisi tinggi, seperti vitamin atau suplemen untuk ikan pada campuran bahanAduk semua campuran bahan pakan ikan hingga merata, setelah itu bahan dikeringkan selama beberapa hari dibawah sinar matahariSetelah kering pakan buatan sudah bisa diberikan. Namun potong kecil-kecil sesuai dengan bukaan mulut ikan nila agar mudah dicernaDalam membuat pakan ikan nila sebenarnya bisa menggunakan bahan baku yang disukai oleh ikan, tidak hanya berfokus pada satu bahan saja, bisa menggunakan sisa sayuran, ampas tahu, daun talas, dan sebagainya. Lihat Jenis dan Manfaat Pakan Organik Ikan Nila Agar bahan alami bisa dicerna oleh ikan, maka dibuat pelet atau difermentasi terlebih dahulu sehingga membentuk pakan ikan nila apung maupun pakan tenggelam. Jika bahan baku diberikan langsung bisa mengotori kolam jika pakan tidak habis. Makanan Ikan Nila Alami Terbaik Dalam membuat pakan alami ikan nila tidak mengandung zat kimia yang berbahaya bagi kesehatan ikan, pakan ikan tidak menimbulkan efek samping atau menghambat pertumbuhannya, maka penting dalam memilih pakan alami ikan nila. Ketika memilih bahan baku untuk membuat oakan alami ikan nila, maka sebaiknya bahan berasal dari alam atau makanan yang biasa di konsumsi ikan di habitat aslinya, kemudian diolah menjadi pakan buatan untuk meningkatkan kadar nutrisinya. Lihat Rekomendasi Pakan Ikan Nila Dengan pemberian pakan yang tepat, maka ikan nila akan cepat besar sehingga mempercepat masa panen. Selain itu, pakan alami juga bisa menjadi pengganti pakan pelet yang harganya relatif mahal sehingga bisa menekan biaya produksi. Demikian informasi tentang cara membuat pakan ikan nila alami dengan bahan baku yang berasal dari sisa pertanian atau peternakan, serta bisa menggunakan bahan alami sesuai dengan makanan ikan nila di habitatnya.