Berbagaipenelitian mengenai bentuk penerapan konsep Smart City di berbagai negara nanti pada akhirnya diharapkan bisa memberikan gambaran yang bangunan rumah tersebut termasuk ciri khas Bangunanterkenal di Thailand berikut ini sangat wajib dipertimbangkan untuk dikunjungi oleh para wisatawan, yang sekarang ini sedang menghabiskan waktu liburannya di negara berjuluk " Negeri Gajah Putih "ini. Perlu diketahui, Thailand adalah salah satu negara di dunia yang tidak pernah dijajah oleh bangsa lain. Disamping itu, Thailand juga merupakan salah satu negara yang mempunyai catatan GedungMerdeka Kota Bandung berlokasi di Jalan Asia Afrika No. 65. Bangunan ini dulunya adalah toko milik warga keturunan Tionghoa. Toko ini dibeli dan diperluas pada tahun 1895. lalu direnovasi pada tahun 1921. Arsitek yang melakukan desain renovasinya adalah Van Gallen Las dan CP Wolff Schoemaker. Berikutadalah bangunan paling tua serta bersejarah yang ada di Indonesia yang masih bertahan hingga sekarang. 1. Gedung Sate Gedung Sate dibangun pada 27 Juli 1920 atau ketika Indonesia masih berada di bawah kekuasaan Belanda. Berdiri di Jl. Diponegoro No.22, Citarum, Kec. Meskipunbanyak yang bukan merupakan hasil karya bangsa ini, tak sedikit bangunan, mesjid bahkan jembatan yang merupakan karya para arsitek negeri sendiri yang memiliki nilai arsitektural yang tinggi. Berikut ini daftar dari sebelas bangunan paling bersejarah yang ada di Indonesia. Yuk kita simak bersama! 1. Lawang Sewu a Kerjasama (cooperation) Kerjasama adalah bentuk utama dari proses interaksi sosial, karena pada dasarnya,interaksi sosial yang dilakukan oleh seseorang bertujuan untuk memenuhi kepentingan atau kebutuhan bersama. Sebagai contoh dalam kegiatan ekonomi, kita dapat mengamati berbagai kegiatan produksi, konsumsi, dan distribusi. merupakanbangunan kantor pemerintahan yang melaksanakan aktivitas administrasi, kebijakan dan jasa di bidang ekonomi, memiliki bentuk khas arsitektur Bugis Makassar pada fasade bangunannya. Kasus terpilih berjumlah 3 (tiga), yaitu : Kantor Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan, Kantor DPRD Kota Makassar, Kantor Bank BTN AsalMula Pertumbuhan Arsitektur Islam. Arsitektur Islam, berdasarkan wujud dan penampilannya, merupakan gambaran dari waktu yang telah diisi oleh kegiatan pergelaran bangunan-bangunan. Yang mana mereka secara khusus lahir dari suatu bentuk kebudayaan baru Islam, sebagai akibat dari diturunkannya wahyu ilahi guna menyebarkan agama baru, yakni nce2. Banyak bangunan di Indonesia yang mirip dengan bangunan terkenal di luar negeri seperti patung Merlion di Batam, kawasan Paris Van Java yang mirip di Paris, atau bahkan Monumen Simpang Lima Gumul, Kediri yang sangat mirip dengan Arc de Triomphe. Baca Juga Negara-negara Ini Berbahaya, Tapi Bebas Visa Untuk Traveler Indonesia Namun demikian bukan berarti bangunan asli Indonesia tidak diadopsi oleh negara lain. Ternyata ada bangunan-bangunan khas suku di Indonesia yang berada di luar negeri. Mereka mengadopsinya karena bangunan tersebut memiliki bentuk yang unik dan menarik. Berikut bangunan asli Indonesia yang di “jiplak” negara lain. 1. Rumah Gadang di Belanda Anda tentu familiar dengan rumah khas masyarakat Minangkabau yang ada di Provinsi Sumatera Barat. Rumah yang juga disebut dengan rumah Bagonjong oleh masyarakat sekitar memiliki bentuk yang unik dimana bentuk puncak atapnya runcing menyerupai tanduk kerbau. Rumah Gadang di Belanda c Twitter/ GNFIKeunikan bentuk rumah tradisional dari Indonesia ini memberikan inspirasi pada pengelola sebuah theme park di Belanda. Bangunan dengan model serupa bisa kalian jumpai kala berkunjung ke Taman Efteling yang terletak di Kaatsheuvel. Para pengunjung yang datang ke taman hiburan tersebut akan langsung disambut oleh sebuah bangunan yang mirip dengan rumah Gadang yang tidak lain merupakan sebuah gerbang menuju taman. Gerbang ini sangat populer dan diberi nama The House of 5 Senses, model bangunannyapun diilhami dari rumah tradisional Minangkabau. Selanjutnya Pura Bali di Belgia Advertisement Tags Bangunan Indonesia Luar negeri Rumah Adat Sumatera – Rumah adat merupakan salah satu warisan budaya yang menjadi kekayaan bangsa Indonesia. Rumah adat tersebut datang dari berbagai wilayah di Indonesia, salah satunya berasal dari pulau Sumatera yang kemudian dikenal dengan sebutan rumah adat Sumatera. Nah kali ini, kita akan belajar bersama mengenai rumah adat Sumatera yang khas dan unik. Karena rumah Sumatera sangat beragam jenisnya, maka kita akan klasifikasikan melalui asal provinsi yang ada pulau Sumatera. Bagaimana? Bagi kamu yang tertarik dengan pembahasan menarik ini, yuk segera scroll ke bawah dan baca artikel ini sampai tuntas ya. Rumah Adat Sumatera Rumah Adat Sumatera Rumah adat Sumatera merupakan berbagai rumah adat yang banyak dibangun dan dihuni oleh masyarakat Sumatera. Rumah tradisional Sumatera sangat khas dan identik dengan bentuknya yang mengusung konsep rumah panggung dan memiliki atap khas budaya Melayu. Rumah khas Sumatera sangat beragam, pada beberapa rumah memiliki unsur bangunan yang mirip namun juga tidak menghilangkan ciri khas dari setiap bangunan tradisional tersebut. Rumah Sumatera merupakan bangunan tradisional yang masih menggunakan bahan material dari alam dan tidak menggunakan paku sebagai penghubung setiap bagian bangunan tradisional Sumatera tersebut. Macam-macam Rumah Adat Sumatera Rumah adat Sumatera dapat dibedakan menjadi 10 macam rumah adat. Kesepuluh macam rumah adat tersebut berdasarkan pada asal provinsi di Sumatera, yang meliputi provinsi Aceh, provinsi Sumatera Barat, provinsi Sumatera Utara, provinsi Sumatera Selatan, Provinsi Lampung, provinsi Bangka Belitung, provinsi Bengkulu, provinsi Jambi, provinsi Riau, dan provinsi Kepulauan Riau. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai beberapa macam rumah adat Sumatera yang berasal dari 10 daerah provinsi tersebut, dapat diamati pada penjelasan berikut ini. No Rumah Adat Sumatera 1 Rumah Adat Nanggroe Aceh Darussalam Rumoh Aceh 2 Rumah Adat Sumatera Barat Rumah Gonjong Ampek Baanjuang 3 Rumah Adat Sumatera Utara Rumah Adat Karo 4 Rumah Adat Sumatera Selatan Rumah Adat Limas 5 Rumah Adat Lampung Rumah Adat Nuwo Sesat 6 Rumah Adat Bangka Belitung Rumah Rakit 7 Rumah Adat Bengkulu Rumah Bubungan Lima 8 Rumah Adat Jambi Rumah Adat Kajang Leko 9 Rumah Adat Riau Rumah Adat Melayu Atap Lontik 10 Rumah Adat Kepulauan Riau Rumah Adat Belah Bubung Rumah Adat Nanggroe Aceh Darussalam Rumoh Aceh Rumah Adat Aceh Rumoh Aceh merupakan rumah adat Sumatera yang berasal dari Provinsi Aceh. Bangunan rumah adat ini dibangun dengan bentuk panggung. Arsitektur rumah yang berbentuk panggung ini mengandung filosofi tersendiri dan memiliki multifungsi, baik dari sisi keselamatan terhadap gangguan alam maupun makna dari sisi kehidupan sosial masyarakat. Rumoh Aceh dibuat panggung dengan jarah setinggi 2,5 meter dari permukaan tanah, karena kehidupan orang Aceh zaman dahulu banyak aktivitas sehari-hari dilakukan di bawah rumah. Bawah rumah biasa digunakan untuk menyimpan hasil tani dan hasil laut. Di bagian atas terdapat pintu masuk rumah yang dibuat sedikit lebih rendah. Bagian atas pintu diberi balok melintang sehingga setiap orang yang hendak memasuki rumah terlebih dahulu harus menundukkan kepalanya. Hal ini menyampaikan pesan bahwa setiap tamu hendaknya menaruh hormat pada tuan rumah, tidak mendongakkan kepala. Setiap rumah adat Aceh selalu didesain dengan menghadap arah timur atau barat, hal ini menunjukkan mana arah kiblat. Masyarakat Aceh sengaja mendesain rumah mengarah kiblat karena mayoritas masyarakat Aceh menganut agama Islam. Rumah yang dibangun menghadap ke arah barat juga bertujuan untuk keselamatan dari bencana angin badai. Di Aceh, angin kencang sering bertiup antara dua arah, yakni dari arah barat atau dari timur. Oleh karena itu, rumah Aceh dibangun dengan menghadap timur dan barat. Rumah Adat Sumatera Barat Rumah Gonjong Ampek Baanjuang Rumah Adat Gonjong Ampek Baanjuang Rumah adat Padang yang pertama adalah rumah Ampek Baanjuang. Rumah tradisional ini wajib didirikan di daerah Luhak Nan Tigo. Rumah adat Ampek Baanjuang merupakan simbol adat bagi masyarakat setempat di Padang. Sesuai nama “Ampek” memiliki makna berarti empat, bangunan tradisional ini memiliki 4 buah gonjong di atas atap dan memiliki lebih dari tujuh ruangan. Keunikan dari bangunan rumah adat Padang ini adalah terdapat tambahan anjung di bagian sisi kiri dan kanan bangunan tersebut. Anjung merupakan bagian yang digunakan untuk upacara adat pernikahan. Desain dari bangunan khas Sumatera ini dibuat dengan memperhatikan iklim dari negara Indonesia, yakni beriklim tropis. Setiap bagian bangunan dibentuk dengan maksud dan tujuan untuk mempertahankan diri dari kondisi alam yang mudah dilanda hujan dengan curah yang tinggi. Salah satunya dapat diamati pada atap rumah adat Sumatera yang memiliki puncak tajam dan kemiringan yang curam. Atap yang didesain sedemikian rupa bertujuan agar dapat segera menurunkan air hujan ke tanah dan tidak sampai merusak dinding dan masuk ke dalam rumah. Keunikan lainnya adalah bangunan khas Sumatera ini dibangun tanpa menggunakan paku, tapi justru menggunakan pasak sebagai pengait dan penghubung setiap bagian rumah. Selain itu, bagian dinding juga masih menggunakan bahan material jerami sebagai lambang kekuatan masyarakat yang telah terbentuk dengan kuat sedari dini. Rumah Adat Sumatera Utara Rumah Adat Karo Rumah Adat Karo Salah satu rumah adat Sumatera yang cukup terkenal adalah rumah Karo. Rumah adat ini merupakan salah satu destinasi wisata budaya yang terkenal di kalangan turis lokal sampai mancanegara. Rumah adat Karo juga dikenal dengan sebutan rumah adat Siwaluh Jabu, yang memiliki arti bahwa rumah tradisional tersebut dihuni oleh delapan keluarga yang memiliki peran yang berbeda-beda di dalam satu rumah tangga. Rumah adat Karo tergolong rumah adat Sumatera yang memiliki ukuran paling tinggi dan paling besar ukurannya. Setidaknya bangunan ini memiliki tinggi mencapai 12 meter di atas permukaan tanah. Meskipun ukurannya yang besar, bangunan khas Sumatera ini dibangun tanpa paku. Hanya dilengkapi dengan 16 tiang penyangga yang bertumpu pada batu-batu besar sebagai penopang bangunan berkonsep panggung tersebut. Untuk bagian atap rumah Karo dibuat dari bahan material ijuk hitam yang diikat pada kerangka anyaman bambu. Di sisi lain, pada bagian lantai rumah terbuat dari bahan kayu yang disusun dan dihubungkan satu sama lainnya. Pada saat membangun rumah Karo, masyarakat setempat mengadakan musyawarah dengan anggota keluarga mengenai besar ukuran dan lokasi rumah tersebut. Untuk menentukan kapan membersihkan dan meratakan tanah akan ditentukan bersama guru atau dukun setempat. Bahkan ketika rumah selesai dibangun, masih harus dilakukan beberapa ritual sebagai bentuk kepercayaan masyarakat Karo. Rumah Adat Sumatera Selatan Rumah Adat Limas Rumah Adat Limas Rumah adat Limas merupakan rumah adat khas Sumatera, tepatnya dari provinsi Sumatera Selatan. Dinamakan rumah limas karena bangunan ini memiliki atap yang berbentuk limas. Masyarakat setempat juga menyebutnya dengan rumah Bari. Konstruksi dari rumah Limas mengusung konsep rumah panggung. Selain itu, lantai rumah Limas dibuat bertingkat-tingkat yang kemudian dinamakan Bengkilas. Rumah adat Limas dapat dijumpai di daerah provinsi Sumatera Selatan. Sedangkan di Malaysia, rumah Limas dapat dijumpai di Johor, Selangor, dan Terengganu. Rumah adat Sumatera ini memiliki luas sekitar 400 sampai 1000 meter persegi bahkan lebih. Bangunan tradisional tersebut dibangun dengan bahan material dari kayu unglen atau ulin. Dinding, pintu dan lantai rumah Limas umumnya terbuat dari kayu tembesu dan dihias dengan ukiran khas Palembang. Serta kerangka rumah adat Limas dibuat dari bahan kayu seru. Rumah ini terdapat banyak jendela yang berukuran besar. Atap rumah adat Limas dihiasi dengan ornamen simbar yang dibuat berbentuk tanduk dan melati. Bunga melati tersebut merupakan simbol keagungan dan kerukunan, sedangkan simbar dua tanduk merupakan simbol Adam dan Hawa. Di sisi lain terdapat juga simbar dengan tiga tanduk yang merupakan simbol matahari, bulan, dan bintang. Simbar dengan empat tanduk merupakan simbol sahabat nabi. Serta simbar dengan lima tanduk merupakan lambang rukun Islam. Selain sebagai hiasan pada bagian atap rumah, simbar juga berfungsi sebagai penangkal petir bangunan tradisional tersebut. Rumah Adat Lampung Rumah Adat Nuwo Sesat Rumah Adat Lampung Rumah adat Sumatera selanjutnya berasal dari provinsi Lampung. Rumah adat Lampung ini biasa dikenal dengan sebutan rumah Nuwo Sesat atau juga disebut juga Balai Agung. Dalam bahasa daerah setempat, Nuwou dapat diartikan sebagai rumah atau tempat tinggal. Sedangkan sesat memiliki makna bangunan musyawarah. Sehingga tidak heran, jika rumah adat Sumatera ini lebih banyak digunakan sebagai balai pertemuan adat, juga tempat para urwatin pada saat mengadakan pepung adat. Balai tersebut juga dikenal dengan Sesat Balai Agung. Bangunan tradisional tersebut berbentuk persegi panjang dengan tinggi dinding berukuran setengah bangunan. Rumah adat Nuwo memiliki tangga yang berada di tengah bangunan anjung yang berhubungan dengan bangunan induk. Rumah Nuwo Sesat memiliki ruang panjang yang menyerupai bangsal, sebagian masyarakat menyebutnya sebagai balai panjang. Ketika akan memasuki rumah tersebut, harus melalui Jambat Agung atau Lorong Agung. Keunikan dari bangunan khas Lampung ini adalah terdapat lambang Garuda yang menjadi simbol marga Lampung. Pada bagian atas lorong Agung terdapat tiga macam payung berwarna yang meliputi warna putih, kuning, dan merah. Setiap warna tersebut memiliki makna tersendiri. Warna merah untuk tingkat suku, sedangkan warna kuning untuk tingkat kampung, serta warna putih untuk tingkat marga. Rumah Nuwo Sesat memiliki 5 bagian ruangan. Kelima bagian ruang tersebut meliputi anjungan, pusiban, ruang tetabuhan, ruang gajah merem, dan ijan geladak. Rumah Adat Bangka Belitung Rumah Rakit Rumah Adat Bangka Belitunghttps//pariwisataindonesia .id/ Rumah adat Sumatera selanjutnya datang dari daerah Bangka Belitung. Rumah tersebut biasa dikenal dengan sebutan rumah rakit. Saat ini rumah khas ini dapat dijumpai di pinggiran sungai Musi. Rumah khas Bangka Belitung ini merupakan bangunan warisan masyarakat keturunan Tionghoa. Dahulu, bangunan ini pertama kali ditemukan di Sumatera Selatan yang kemudian menjadi cikal bakal rumah adat Bangka Belitung saat ini. Rumah Rakit ini diyakini sebagai bangunan tertua di Sumatera Selatan. Bahkan beberapa menyebutkan bahwa bangunan tersebut telah ada sejak zaman Kerajaan Sriwijaya berkuasa. Nama rumah rakit sendiri diambil dari bentuk bangunan tradisional ini yang memiliki struktur bangunan menyerupai bentuk rakit yang lengkap. Banyak masyarakat yang memiliki rumah adat rakit tersebut bermata pencaharian di lingkungan perairan, seperti sepanjang aliran sungai. Rumah Rakit tidak hanya digunakan sebagai hunian bagi masyarakat setempat, melainkan bangunan ini juga biasa digunakan sebagai alat transportasi untuk menyeberangi sungai atau bahkan ke tempat lainnya dengan menyusuri aliran sungai. Rumah adat Sumatera ini diikat dengan tali yang dihubungkan dengan tonggak di tepian sungai dan disangga oleh beberapa tiang yang ditancapkan ke dalam dasaran sungai. Keunikan dari bangunan ini adalah meskipun berada di atas air, lantai dari bangunan ini didesain tidak sampai basah terkena air. Bahan material dari bangunan Rakit adalah bambu khusus yang dikenal dengan bambu Manyan. Bambu Manyan merupakan bambu dengan ukuran besar dan memiliki daya tahan yang kuat di medan perairan. Rumah Adat Bengkulu Rumah Bubungan Lima Rumah Adat Bubungan Lima Rumah adat Sumatera selanjutnya adalah rumah Bubungan Lima. Rumah tradisional ini berasal dari provinsi Bengkulu, Sumatera. Nama bubungan lima diambil dari desain atap bangunan yang memiliki bubungan sebanyak 5 bubungan. Beberapa masyarakat menyebut bangunan tersebut dengan nama bubungan haji bubungan limas dan bubungan jembatan. Rumah ini biasa dimanfaatkan untuk tempat tinggal para tetua adat dan para penghulu. Selain itu, rumah Bubungan juga kerap digunakan sebagai tempat untuk menyimpan gerobak, hasil panen, alat pertanian, kayu bakar, atau kandang hewan ternak. Rumah tradisional Bubungan Lima merupakan bangunan dengan konsep rumah panggung, hal ini dilakukan agar mampu menahan dari getaran bumi. Mengingat bahwa provinsi Bengkulu merupakan salah satu daerah yang kerap mengalami bencana gempa bumi. Rumah khas ini memiliki tiang penyangga sebanyak 15 tiang dengan ketinggian mencapai 2 meter. Tiang-tiang tersebut disusun dan ditancapkan di atas batu yang telah dipendam di dalam tanah, sehingga mampu menopang bangunan serta meredam getaran. Karena bangunan rumah ini tinggi, maka diperlukan tangga untuk memasuki rumah tersebut. Uniknya, rumah tersebut dilengkapi dengan anak tangga yang berjumlah ganjil. Ketika akan memasuki rumah tersebut, maka akan ditemukan penampakan gambar buraq yang menjadi ornamen rumah adat Sumatera tersebut. Ornamen Buraq ini merupakan lambang keteguhan hati masyarakat Bengkulu dalam menganut ajaran agama Islam. Rumah Adat Jambi Rumah Adat Kajang Leko Rumah Adat Jambi Rumah adat Kajang Leko merupakan salah satu rumah adat Sumatera yang berasal dari provinsi Jambi. Rumah adat Jambi ini memiliki desain bangunan tertua yang terdapat di Jambi. Diperkirakan rumah adat Sumatera ini telah berusia sekitar 400 tahun. Rumah yang masih mengusung konsep rumah panggung ini merupakan konsep dari arsitektur Marga Batin. Bangunan khas ini berbentuk persegi panjang dengan ukuran panjang 12 meter dan lebar 9 meter. Rumah Panggung Kajang Leko dilengkapi dengan 30 tiang penyangga, 24 tiang di antaranya adalah tiang penyangga utama dan sisanya merupakan tiang pelambang. Keunikan dari rumah Sumatera ini adalah terdapat dua macam tangga yang masing-masing berada di sebelah kanan rumah dan kiri rumah. Tangga yang berada di bagian kanan rumah merupakan tangga utama, sedangkan tangga di bagian kiri dikenal dengan tangga penteh. Rumah Kajang Leko merupakan rumah yang biasa dibangun dan dihuni masyarakat Jambi. Dan saat ini rumah tradisional ini telah menjadi ikon budaya khas Jambi di kancah Nasional. Rumah adat Sumatera ini memiliki beberapa bagian ruang yang dibedakan berdasarkan kegunaan dari ruang tersebut, serta berpegang pada hukum ajaran agama Islam. Ruang pada rumah Kajang Leko meliputi ruang pelamban, ruang gaho, ruang masinding, ruang tengah, ruang balik melintang, dan ruang balik menalam. Bangunan rumah Kajang Leko didesain dengan mengandung nilai penghormatan kepada ninik mamak, jaminan terhadap perlindungan anak-anak, kehidupan yang berkecukupan, dan juga keharmonisan bagi masyarakat. Rumah Adat Riau Rumah Adat Melayu Atap Lontik Rumah Adat Melayu Atap Lontik Rumah Melayu Atap Lontik merupakan salah satu rumah adat Sumatera yang cukup populer. Rumah tradisional ini dapat dijumpai di daerah Riau. Rumah adat ini juga dikenal dengan sebutan lain, yakni Pelancang. Dinamakan pelancang dikarenakan bentuk keseluruhan dari rumah adat ini terutama pada bagian bawahnya terdiri dari pasak-pasak dan sangat mirip dengan sebuah perahu atau biasanya disebut sebagai pelancang. Rumah adat ini dapat banyak dijumpai di kawasan tepian sungai. Bentuk panggung tersebut telah menjadi ciri khas tersendiri dari hampir semua bangunan yang ada pada tanah andalas. Karena jika sewaktu-waktu terjadi bencana alam banjir atau ada makhluk yang tidak diharapkan datang ke area sekitar, sehingga para masyarakat dapat menghindarinya. Rumah adat Melayu Atap Lontik ini merupakan tempat tinggal khas dari orang-orang Melayu yang datang ke daerah Riau dan memutuskan untuk menetap di area tersebut. Sebuah daerah dengan nama Limo Koto dahulunya merupakan daerah yang sangat terkenal dan menjadi hilir mudik dari para pedagang pada jaman dahulu. Di mana banyak diantaranya datang dari Utara Sumatera ataupun dari tempat-tempat yang ada di dekat selat Malaka. Karena arus mobilitas terbilang cukup tinggi, maka tidak jarang pedagang dari luar tempat tersebut juga lebih memilih tinggal di sana, karena memang daerah tersebut mempunyai potensi ekonomi yang cukup menjanjikan. Karena hal tersebutlah beragam jenis kebiasaan dan juga produk budaya dan adat dapat dihasilkan, salah satunya adalah bangunan khas yang bernama Atap Lontik. Jika dilihat lebih jauh lagi, rumah adat ini juga mempunyai unsur “lontik” di dalamnya. Yakni bisa dilihat dari berbagai bentuk atapnya gang hampir mirip dengan rumah adat gadang dari Provinsi Sumatera Barat. Hanya saja, rumah gadang mempunyai banyak cabang pada bagian atasnya, berbeda dengan bangunan rumah adat ini yang hanya mempunyai dua ujung saja dengan posisi menjorok lancip keluar. Hal itu juga hanya berada pada sisi kanan dan juga kiri secara presisi. Hal menarik lainnya yang dapat diamati dari rumah adat Melayu Atap Lontik adalah berkaitan dengan seberapa banyak anak tangga yang harus diberikan pada bangunan rumah ini. Dimana rumah tradisional khas Melayu tersebut wajib menggunakan anak tangga dengan jumlah yang ganjil dimulai dari angka 3 hingga seterusnya. Hal tersebut juga berlaku pada tangga yang berada di dalam rumah hunian tersebut. Anak tangga dengan jumlah ganjil tersebut bermakna tentang lima rukun Islam, yakni syahadat, sholat, zakat, puasa dan juga haji. Rumah adat ini juga mempunyai bentuk tiang dengan berbagai macam variasi, dimulai dari bentuk segi empat, segi enam, segi tujuh, segi delapan bahkan hingga segi sembilan. Pada tiap jenis tiang ini mempunyai makna tersendiri yang telah menjadi kepercayaan masyarakat Riau. Rumah Adat Kepulauan Riau Rumah Adat Belah Bubung Gambar Rumah Adat Belah Bubung Rumah adat Belah Bubung merupakan rumah adat Sumatera yang berasal dari Kepulauan Riau. Rumah Belah bubung juga kerap dikenal dengan sebutan rumah Rabung atau rumah Bumbung Melayu. Konon, diceritakan bahwa nama rumah tradisional Sumatera ini diberi oleh orang-orang asing China dan Belanda kepada masyarakat Indonesia. Dinamakan rumah Belah Bubung, karena rumah tradisional ini memiliki desain atap yang terlihat seolah-olah terbelah. Dimana pada bagian atap rumah ini terbuat dari bahan material rangka bambu atau disebut dengan bubung. Sama halnya dengan rumah-rumah adat sebelumnya, rumah adat Belah Bubung juga merupakan rumah adat yang mengusung konsep rumah panggung. Dimana rumah ini terlihat sangat tinggi dikarenakan rumah ditopang oleh tiang-tiang yang mempunyai tinggi mencapai hingga 2 meter di atas permukaan tanah. Rumah adat ini terbuat dari bahan yang alami, yakni pada bagian atap yang menggunakan daun rumbia, sedangkan pada bangunan utama rumah menggunakan bahan material kayu yang terbilang sangat kokoh dan juga tahan lama. Rumah adat Sumatera ini terdiri dari 4 bagian rumah, meliputi selasar, ruang induk, ruang penghubung dapur dan dapur. Proses pembangunan rumah ini harus diawali dengan tahapan upacara berdasarkan adat setempat untuk menghindarkan pemilik rumah dari hal buruk. Rumah Belah Bubung dapat dibagi menjadi beberapa macam rumah berdasarkan bentuk atapnya, yaitu rumah Lipat Pandan dengan atap curam, rumah Lipat Kajang dengan atap agak mendatar. Kemudian ada rumah Atap Layar atau disebut juga Ampar Labu, bagian bawah atap ditambah dengan atap lain. Lalu, rumah Perabung Panjang dengan perabung atapnya sejajar dengan jalan raya. Serta, rumah Perabung Melintang dengan bentuk perabung atapnya tidak sejajar dengan jalan. Orang juga bertanya Apa nama rumah adat sumatera? Apa rumah adat suku Sumatera Barat? Apa rumah adat di Sumatera Utara? Apa rumah adat sumatera selatan? Penutup Demikian penjelasan mengenai rumah adat Sumatera yang berasal dari 10 provinsi di Sumatera. Meskipun, setiap bangunan tradisional memiliki kesamaan dengan mengusung konsep rumah panggung, tapi di sisi lain setiap rumah juga memiliki ciri khasnya masing-masing sebagai bentuk keunikannya. Bagaimana? Kekayaan Indonesia begitu melimpah kan? Yuk kunjungi halaman Romadecade dan temukan kekayaan Nusantara lainnya. Rumah Adat SumateraSumber Refrensi https//karyapemuda .com/rumah-adat-sumatera/Provinsi_Yang_Ada_Di_Pulau_Sumaterahttps//katadata . Veracruz merupakan salah satu kota di sebelah timur Meksiko, sekaligus menjadi kota pelabuhan terbesar di negara ini. Kota ini termasuk kota besar dengan penduduk lebih dari 550 ribu jiwa dan sudah berdiri sejak tahun 1519 oleh Hernan terbesar di negara bagian Veracruz ini memiliki usia yang sudah tua dan berdiri sejak masa penjajahan Spanyol di Meksiko. Maka tidak mengherankan apabila kota ini memiliki berbagai macam bangunan tua yang berarsitektur khas kalian yang berkeinginan untuk berkunjung ke Meksiko, terutama Veracruz, maka harus tahu beberapa bangunan bersejarahnya berikut ini. 1. San Juan de Ulua San Juan de Ulua merupakan bangunan benteng yang terletak di pesisir Kota Veracruz yang tak jauh dari Pelabuhan Veracruz. Benteng ini sudah didirikan pertama kali pada tahun 1565, ketika Meksiko masih menjadi bagian dari bangsa Spanyol setelah berhasil menaklukkan Kerajaan Aztek. Setelah Meksiko memerdekakan diri dari Spanyol di abad ke 19, benteng ini pernah diduduki oleh beberapa negara seperti Prancis dan Amerika Serikat. Sekarang, benteng ini digunakan sebagai museum dan menjadi salah satu landmark terkenal di Veracruz. 2. Palacio Municipal Municipal merupakan salah satu landmark terkenal lain di Veracruz, yang juga terletak di pusat kota. Bangunan ini sudah berdiri sejak tahun 1627 dan menjadi tempat tinggal dari pemimpin New Spain pada masa itu yang bernama Luís de bentuk arsitekturnya tak kalah menarik yang bergaya Spanyol dengan pintu setengah lingkaran yang begitu mengaggumkan. Selain itu, lokasinya sangat strategis tepat di depan Plaza de Armas membuat bangunan ini menjadi destinasi yang wajib dikunjungi. 3. Baluarte de Santiago Baluarte de Santiago menjadi salah satu destinasi menarik di kawasan pusat kota Veracruz. Bangunan ini merupakan peninggalan militer yang dibangun sejak tahun 1636 dan dipergunakan sebagai benteng perlindungan Kota Veracruz, sehingga letaknya tidak jauh dari pelabuhan. Sedangkan arsitekturnya begitu kental akan kolonial Spanyol, bahkan bangunannya masih terlihat utuh dan terawat. Meskipun ada beberapa kerusakan dan warnanya yang mulai lapuk. Baca Juga 7 Fakta Campeche, Kota Bajak Laut di Meksiko yang Penuh Warna 4. Faro Venustiano Carranza Berikutnya ada Faro Venustiano Carranza yang merupakan bangunan tua di pesisir pantai Veracruz. Bangunan ini sebenarnya merupakan kesatuan mercusuar, museum sekaligus kantor dari Pelabuhan Veracruz. Gedung ini sudah dibangun pada tahun 1902 dan selesai sejak tahun 1910. Gedung megah ini menjadi bangunan ikonik yang ada di Veracruz karena arsitekturnya begitu kental akan gaya arsitektur bangunan khas Spanyol. Sementara bagian depannya terdapat patung dari Venustiano Carranza. 5. Cathedral de Veracruz ada Cathedral de Veracruz yang menjadi gereja terbesar di kota ini. Letaknya pun juga sangat strategis tepat di pusat kota. Bangunan gereja ini sudah dibangun pada awal abad ke 17 dan selesai di tahun 1731. Serta terdapat satu menara besar yang ada di sebelah bangunan satu bagian yang menonjol dari gereja ini adalah kuba yang menyerupai bangunan Basilica Santo Petrus di Vatican. Sedangkan gaya arsitekturnya memadukan neoklasik dan unsur lokal Meksiko. 6. San Carlos Fortress Terakhir, terdapat pula San Carlos Fortress yang letaknya agak jauh dari Kota Veracruz, di mana berjarak sekitar 150 km. Lokasi benteng ini ada di kota Perote yang masih masuk dalam negara bagian Veracruz. Sementara benteng ini sudah berdiri sejak tahun 1776, setelah dibangun selama enam tahun lamanya. Bangunan benteng ini lebih banyak dipergunakan sebagai penjara yang sudah memenjarakan berbagai tawanan perang, sejak Perang Kemerdekaan, Perang Amerika-Meksiko dan terakhir Perang Dunia II untuk menampung para tawanan Jerman dan Italia. Saat ini, bangunan tersebut digunakan sebagai museum dengan bentuk yang masih sama seperti sedia tahu kan keenam bangunan tua di Veracruz ini dan pastinya buat kalian yang berencana jalan-jalan ke Meksiko gak boleh melewatkan destinasi di atas. Kalian mau berkunjung ke mana dulu nih? Baca Juga 5 Bangunan Bersejarah di Medellin, Kolombia yang Bergaya Eropa IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.